Evaluasi dan Harapan Pasca Insiden MBG di SMKN 1 Cihampelas
Jayantara-News.com, Bandung Barat
Situasi pasca insiden yang menimpa siswa SMKN 1 Cihampelas akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini berangsur pulih. Dari 121 siswa yang sempat mengalami gejala keracunan pada Rabu (24/9/2025), hanya 11 siswa yang masih dalam pemantauan puskesmas terdekat.
Menurut pihak sekolah, kondisi para siswa tidak mengkhawatirkan. Sebagian besar memiliki riwayat maag dan asma sehingga lebih rentan mengalami keluhan ringan. “Puskesmas memastikan anak-anak tidak membutuhkan rawat inap. Mereka hanya diminta menjaga pola makan sehat,” jelas perwakilan sekolah.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat melalui Dinas Kesehatan menanggung seluruh biaya pengobatan. Tidak ada keluarga siswa yang dibebani, demikian keterangan tersebut yang disampaikan oleh pihak sekolah.
Adapun tindakan cepat ketika kejadian dengan mengerahkan 22 unit ambulans saat kejadian mendapat apresiasi, “Kami berterima kasih kepada semua pihak, terutama para relawan ambulan yang sigap menolong siswa,” ujar pihak sekolah. Saat ini kegiatan belajar mengajar di SMKN 1 Cihampelas berjalan normal tanpa ada kepanikan.
Meski penanganan berlangsung baik, masyarakat berharap insiden ini menjadi bahan evaluasi. Beberapa catatan yang mengemuka antara lain:
– Pengetatan pengawasan kualitas makanan.
– Kontrol berlapis dari sekolah dan dinas terkait.
– Pelatihan rutin bagi SDM dapur penyedia MBG.
– Edukasi gizi seimbang untuk siswa.
Wali murid menuturkan, “Program ini bagus dan membantu anak-anak. Namun, ke depan harus lebih terjamin mutunya supaya orang tua merasa tenang.”
Para orang tua dan masyarakat tetap menilai program MBG penting untuk meningkatkan gizi siswa, terutama dari keluarga kurang mampu. Pakar kesehatan masyarakat Universitas Padjadjaran, dr. Lilis Herawati, juga menekankan pentingnya pengawasan rantai distribusi makanan. “Yang harus diperkuat adalah sistem kontrol. Programnya sudah baik, tinggal perbaikan teknis di lapangan,”
Insiden di SMKN 1 Cihampelas menjadi pengingat penting bahwa niat baik pemerintah perlu ditopang manajemen yang rapi. Dengan evaluasi menyeluruh, program MBG diharapkan tetap berjalan dan memberikan manfaat besar tanpa menimbulkan keresahan.
“Situasi sudah terkendali. Mari jadikan pengalaman ini sebagai dorongan untuk memperkuat kualitas makanan bergizi gratis,” tutup pihak sekolah. (Nuka)
