“Act Now”: KBB Gerakkan Komunitas dan Sekolah Cegah Rabies Mematikan
Jayantara-News.com, Lembang
Peringatan Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day/WRD) 2025 di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi momentum penting untuk menggalang aksi bersama. Mengusung tema global “Act Now: You, Me, Community” atau “Bertindak Sekarang: Anda, Saya, dan Komunitas,” acara yang dipusatkan di SMK Peternakan Negeri Lembang, Cikole, pada 14 Oktober 2025 ini, menegaskan bahwa pencegahan rabies adalah tanggung jawab kolektif.
Acara dibuka dengan penyambutan yang hangat, di mana para tamu undangan disambut dengan tarian wilujeng sumping yang dibawakan oleh delapan siswi SMK Peternakan. Kehadiran berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, lembaga pendidikan, hingga komunitas, menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan target Jawa Barat Bebas Rabies 2029 (JawaRa 2029).
Rabies, penyakit infeksi virus akut yang fatal dan menyerang sistem saraf pusat, ditularkan melalui gigitan hewan, terutama anjing. Pentingnya edukasi ini ditekankan melalui pemutaran video edukatif yang menjelaskan bahwa rabies hampir selalu berujung pada kematian jika gejala klinis sudah muncul. Penanganan darurat, yaitu segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 10–15 menit dan mencari pertolongan medis untuk Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Serum Anti Rabies (SAR), adalah langkah krusial.
drh. Wiwin Aprianti, M.Si, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat, menegaskan bahwa penyakit ini mematikan namun 100 persen bisa dicegah dengan vaksinasi. “Saat ini, sudah lebih dari 100 ekor hewan divaksin dalam kegiatan ini. Kami berupaya keras, dan alhamdulillah, dari 93 kasus gigitan di KBB tahun 2025 ini, setelah diobservasi, hasilnya negatif rabies,” ujar drh. Wiwin, seraya mengingatkan masyarakat untuk segera melapor jika melihat anjing dengan perilaku mencurigakan.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menunjukkan keseriusannya dengan menyediakan 4.000 dosis vaksin rabies gratis yang akan disalurkan secara bertahap untuk populasi hewan penular rabies (HPR) yang diperkirakan mencapai 7.904 ekor.
drh. Syafrison, M.Si, Ketua Kelompok Substansi Zoonosis Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Kementerian Pertanian, menyoroti risiko rabies di wilayah wisata seperti KBB. Ia mengenang tragedi masa lalu, “Lima tahun yang lalu ada anak yang meninggal karena rabies. Kita tidak ingin wisatawan takut datang karena rabies.” Beliau menekankan bahwa upaya pengendalian ini membutuhkan kolaborasi antara semua pihak stakeholder.
Kolaborasi ini disambut baik oleh dunia pendidikan. Drs. Edy Purwanto, M.M., Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, mengapresiasi peran aktif SMK Peternakan Lembang yang memiliki jurusan Kesehatan Hewan, Unggas, dan Ruminansia. Senada dengan hal tersebut, Dr. Nonong Winarni, S.Pd., M.Pd., Kepala KCD VI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menekankan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa untuk menjadi mereka “ahli” dan terampil, selaras dengan misi mencerdaskan siswa yang sehat, baik, dan pintar di Jawa Barat.
Sementara itu, Neneng Nurul Saadah, S.Ag., Wakil Ketua I TP PKK KBB, menekankan peran penting keluarga dan masyarakat. “Vaksinasi terus diupayakan oleh KBB yang membutuhkan partisipasi dari masyarakat untuk mencegah rabies,” katanya. Beliau juga berharap para pelajar dapat menambah pengetahuan tentang bahaya rabies.
Acara ini, yang diselenggarakan berkat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat, DKPP Jabar, RSH Cikole, dan didukung sponsor seperti Romindo, Sanbe, Whiskas, Joerang Kopi, dan Vadco, tidak hanya menyediakan layanan kesehatan hewan seperti vaksinasi dan sterilisasi gratis tetapi juga mengedukasi siswa melalui Gerakan Minum Susu Bersama (Gerimis Bagus) dan stand-stand makanan kreatif yang dikelola siswa. Semua menunjukkan satu pesan: Anda, Saya, dan Komunitas harus bertindak sekarang untuk mengakhiri ancaman rabies dan melindungi masa depan. (Nuka)
